Senin, 06 Juni 2011

Pain of Love

Diposting oleh Felix Stefany Sisvinda di 19.43
Tebak apa yang akan saya tulis malam ini. Malam ini saya akan bercerita tentang teman laki-laki saya yang baru putus cinta. 

Mungkin hal ini sudah sering kalian dengar ketika sepasang pasangan memutuskan hubungannya, hal pertama yang keluar dari mereka adalah air mata. Kadang saya berpikir , seberarti apakah pasangan mereka hingga air mata itu keluar. Walaupun memang saya akui saya juga menangis saat saya merasa tidak dianggap oleh laki-laki yang saya kagumi. Rasanya abstrak, tak bisa dijelaskan. Namun dada kita akan terasa sangat sesak saat itu. Rasanya hidup itu sudah tidak berarti. Dan semua yang akan kita kata katakan, ucapkan, bahkan lakukan, itu semua tak sesuai apa yang otak kita perintahkan. Ini semua akibat Pain of Love. Perasaan tak dihargai, perasaan menjadi orang tak berguna, perasaan bahwa diri kita adalah hal terburuk yang pernah ada.
Semua yag ada di pikiran kita hanyalah tentang cinta kepada seorang wanita atau pria tersebut.
Bahkan ada orang yang sampai bunuh diri karena tidak sanggup menahan rasa sakit hati yang tiada taranya itu. Ada pula seorang wanita yang menetapkan hidupnya bahwa ia dapat hidup tanpa seorang pria. Dan akhirnya dia tetap menjadi single ladies atau perawan tua sebutan di Negara kita. Wanita seperti mereka akan terus mencoba hidup mandiri setiap harinya .

Memang hal yang satu ini memiliki sisi positif dan negative. Itu semua tergantung bagaimana cara kita melihat, dan dari mana kita memandang. X)
Kenapa ya tidak terpikirkan oleh kita untuk menitihkan air mata saat ditinggal pergi salah satu anggota keluarga kita. “Lebih baik dicintai atau mencintai?” pertanyaan ini akan menjawab semua keingintahuan kita tentang rasa sakit hati dan keperduliaan pada orang yang kita cintai atau mencintai kita.

Tidaklah smudah apa yang saya tulis di sini untuk melakukan hal yang benar. Semua renungan akan selalu berputar. Bagaimana caranya keluarga menjadi hal yang pertama dalam kehidupan kita di dunia. Namun jangan lupakan Tuhan, Karena dia yang utama dari yang pertama.

Marilah saat ini kita bersyukur , karena masih da seorang Ibu yang memasak di rumah, seorang Bapak yang bekerja di kantor, dan seorang kakak yang sibuk dengan kuliahnya. Namun, perhatian dan cinta mereka takan pernah habis. Karena ikatan keluarga itu seperti tattoo permanen.
Mulai sekarang, jika kita patah hati, janganlah berpikir tidak ada lagi yang perduli pada diri kita yang kecil ini. Karena masih ada keluarga yang setia menemani sampai akhir hayat. Dan masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menebarkan cinta for hopeless person out there. Dibanding menangisi diri kita sendiri tanpa sebab. Karena seharusnya kita dua kali bersyukur, Tuhan telah memberi tanda bahwa ia bukan orang yang pantas untuk kita, sebelum janur kuning berdiri.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lixx.. Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei